Oleh : Dr. Trubus Raharjo, S.Psi M.Si., Psikolog
Permasalahan pembentukan perilaku anak akan melibatkan lingkungan tempat di mana anak melakukan pergaulan bersama. Dalam lingkungan yang kita ketahui tercatat ada 3 lingkungan terdekat dengan anak yang memungkinkan terjadinya pembentukan perilaku anak. Ketiga lingkungan tersebut adalah lingkungan keluarga, sekolah dan teman sebaya.
KELUARGA
Keluarga merupakan lingkungan pertama anak melakukan komunikasi dan proses sosialisasi. Dalam keluarga akan dikenal orang-orang terdekat yang akan memberikan contoh mengenai perilaku yang diajarkan kepada anak. Peran yang penting dalam proses pembentukan perilaku anak dalam keluarga adalah :
POLA PENGASUHAN
Pola pengasuhan dianggap mempunyai kontribusi dalam pembentukan perilaku anak. Orang tua bertanggung jawab dalam menyediakan pengambilan peran dalam proses pembentukan perilaku anak. Pola pengasuhan sesuai dengan persepsi orang tua juga akan memberikan pembentukan perilaku yang berbeda pula. Bagaimana orang tua memperlakukan anak dalam pengasuhannya cenderung akan dipersepsi berbeda dalam pola tingkah lakunya. Adapun bentuk pola asuh orang tua antara lain:
1. Model pengasuhan OTORITER
Pada pola asuh ini orang tua akan dipersepsi anak sebagai pola keinginan akan kepatuhan anak kepada orang tua. Kepatuhan anak merupakan kepatuhan yang mutlak yang harus dilakukan oleh anak kepada orang tua terhadap semua tingkah lakunya. Kepatuhan pada pengasuhan otoriter cenderung menciptakan kepatuhan tanpa orientasi (satu arah), bahwa anak tidak boleh mengerti atau bahkan menanyakan kenapa anak harus melakukan itu, kalaupun dijelaskan intinya adalah yang penting anak patuh saja dianggap semua demi kebaikan anak. Anak tidak punya orientasi perilaku dalam keluarga dan tidak dapat mengembangkan konsep perkembangan kognitifnya untuk memahami perilaku yang dilakukan. Model pengasuhan ini akan menciptakan anak yang patuh kepada orang tua, namun cenderung rendah diri dan tidak mandiri, tidak berani mengambil keputusan terhadap tindakan sesuai dengan kondisi yang dihadapi
2. Model pengasuhan PERMISIF
Pola asuh ini orang tua akan dipersepsi anak sebagai pembolehan atas perilaku yang dilakukan. Pembolehan perilaku anak dianggap orang tua sebagai pengembangan kebebasan. Namun kecenderungan pengembangan kebebasan yang dilakukan anak juga tanpa orientasi pengertian sehingga anak tidak mengenal apakah perilaku tersebut pantas dilakukan atau tidak, boleh atau tidak, salah atau benar. Model pengasuhan ini akan membentuk anak yang punya kemandirian, namun cenderung tidak punya orientasi dan batas perilaku yang boleh atau tidak boleh. Anak cenderung akan berperilaku sesuai dengan persepsi keinginannya terlepas apakah perilaku tersebut positif maupun negatif
3. Model Pengasuhan OTORITATIF
Pola asuh ini orang tua akan dipersepsi anak sebagai pengembangan tingkah laku moral yang sesuai dengan keinginan kedua belah pihak. Kepatuhan anak merupakan perwujudan dari pengertian yang dikembangkan orang tua. Anak diperbolehkan menanyakan mengapa dia harus melakukan itu atau anak juga berhak mendapat penjelasan mengapa orang tua menyuruh melakukan bentuk kepatuhan. Pola asuh ini akan membentuk perilaku positif pada anak, orang tua akan menjelaskan mana yang boleh dilkaukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, tidak sekedar melarang sehingga anak akan mengetahui mengapa tidak diperbolehkan melakukan perilaku tersebut, punya kemandirian perilaku selama perilaku tersebut positif dan merasa tidak diatur sepenuhnya dalam mengambil keputusan, namun kadang model pola asuh ini tidak langsung memberikan dampak perilaku yang diharapkan orang tua namun melalui proses yang terus berjalan sesuai dengan prinsip kemampuan berpikir anak.
Beberapa aspek penting dari hubungan orang tua dan anak yang berkontribusi terhadap pembentukan perilaku anak antara lain :
1. Kualitas hubungan antara orang tua dengan anak
2. Pendisiplinan kondusif, memberlakukan pendisiplinan namun dengan toleransi
3. Strategi preventif (pencegahan), menjelaskan mana perilaku buruk dan perilaku baik
4. Dialog interpersonal (table together), komunikasi intens kepada anak